Routing distance vector, yang dibahasa pada bagian sebelumnya untuk unicast, bisa dikembangkan untuk multicast. Protokol yang dihasilkan disebut Distance Vector Multicast Routing Protocol(DVMRP). DVMRP adalah protocol routing multicast pertama yang digunakan secara luas.
Perlu diingat bahwa bahwa dalam algoritma distance vector, setiap router menyimpan sebuah tabel <Destination, Cost, NextHop> dan bertukar dengan sebuah daftar <Destination, Cost > yang berpasangan dengan tetangga yang terhubung langsung. Pengembangan algoritma ini agar mendukung multicast dilakukan dengan proses dua tahap. Pertama, dibuat sebuah mekanisme broadcast yang memungkinkan sebuah paket untuk diforward ke semua jaringan di internet. Kedua, dibuat mekanisme untuk memotong kembali jaringan yang tidak mempunyai host yang termasuk dalam multicast group. Sebagai akibatnya, DVMRP adalah satu dari beberapa protocol yang termasuk dalam protocol flood-and-prune(banjiri dan potong).
Misalkan diketahui sebuah tabel routing multicast, setiap router mengetahui bahwa jalur terpendek untuk tujuan tertentu bisa melalui sebuah NextHop. Oleh karena itu, setiap kali diterima sebuah paket multicast dari source S, router meneruskan paket ke semua sambungan keluar(kecuali dari sambungan paket yang datang) jika dan hanya jika paket tiba dari sambungan yang merupakan jalur terpendek ke S (contohnya, jika paket datang dari NextHop yang berpasangan dengan sumber S dalam tabel routing). Strategi ini secara efektif membanjiri paket keluar dari S tanpa paket berulang kembali ke S.
Terdapat dua kelemahan utama untuk pendekatan ini. Kelemahan yang pertama yaitu flood-and-prune ini benar-benar membanjiri jaringan; sehingga pendekatan ini tidak punya usaha untuk menghindari LAN yang tidak mempunyai anggota yang termasuk dalam Group Multicast. Masalah tersebut bisa diatasi dengan cara pada bagian berikutnya. Permasalahan berikutnya yaitu ketika sebuah paket akan diteruskan melalui sebuah LAN oleh setiap router yang terhubung ke LAN tersebut. Hal ini karena strategi untuk meneruskan paket dengan cara membanjiri(flooding) paket pada semua sambungan selain dari sambungan tempat paket datang, tanpa memandang apakah sambungan tersebut merupakan bagian dari jalur terpendek ke sumber atau tidak.
Penyelesaian untuk masalah ini adalah dengan menghilangkan paket broadcast yang sama yang dihasilkan ketika lebih dari satu router terhubung ke sebuah router tertentu. Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan menandai salah satu router sebagai router induk untuk setiap link, relative terhadap sumber, dimana hanya router induk yang boleh untuk meneruskan paket-paket multicast dari sumber tertentu melalui LAN. Router yang mempunyai jalur terpendek ke sumber S dipilih sebagai induk; dua buah router yang mempunyai jarak yang sama akan diputus menurut router mana yang mempunyai alamat terkecil. Sebuah router bisa mengetahui apakah router tersebut merupakan Induk dari LAN tertentu (sekali lagi, yang relative untuk setiap sumber yang mungkin) berdasar atas pesan-pesan distance-vector yang ditukarkan router tersebut dengan tetangganya.
Perlu diingat bahwa teknik ini mengharuskan setiap router, untuk tiap sumbernya, untuk menyimpan sebuah informasi untuk tiap sambungan yang terhubung, yang menandakan apakah sambungan tersebut merupakan induk untuk sumber atau pasangan sambungan tertentu. Perlu diingat bahwa dalam sebuah pengaturan internet, sebuah sumber adalah sebuah jaringan, bukan sebuah host, karena sebuah router internet hanya meneruskan paket antar jaringan. Mekanisme yang dihasilkan sering disebut Reverse Path Broadcast (RPB) atau Reverse Path Forwarding(RPF). Jalur dibuat terbalik untuk mempertimbangkan jalur terpendek menuju sumber ketika pembuatan keputusan untuk forwarding, sebagai perbandingan pada unicast routing, yang mana mencari jalur terpendek untuk sebuah tujuan tertentu.
Mekanisme RPB hanya menjelaskan penerapan broadcast jalur terpendek. Sekarang jika ingin memotong sekumpulan jaringan yang menerima setiap paket yang ditujukan ke group G sehingga mengeluarkan jaringan yang tidak mempunyai host yang tidak termasuk anggota dari group G. hal ini bisa dilakukan dengan dua tahap. Pertama, kita harus mengetahui ketika cabang jaringan tidak mempunyai anggota group. Untuk mengetahui sebuah cabang jaringan sangat mudah, jika router induk sebagai mana dijelaskan di atas hanya sebuah router pada jaringan, maka jaringan tersebut adalah sebuah cabang. Penentuan apakah anggota group terletak pada jaringan bisa diketahui dengan memerintahkan setiap host yang merupakan anggota dari sebuah group G untuk secara periodis memberitahukan informasi ini melalui jaringan, sebagaimana dijelaskan pada penjelasa diawal mengenai multicast link-state. Router kemudian menggunakan informasi ini untuk menentukan apakah akan meneruskan paket multicast yang dialamatkan ke G melalui LAN ini.
Tahap berikutnya yaitu menyebarkan informasi berisi “tidak ada anggota G di sini” melalui pohon jalur terpendek. Hal ini dilakukan dengan membuat router memngumpulkan pasangan <destination, cost> yang dikirimkan ke tetangganya dengan sekumpulan group dimana jaringan cabang termasuk dalam penerima paket multicast. Informasi ini kemudian bisa disebarkan dari router ke router, sehingga untuk setiap sambungannya diberikan sebuah router yang mengetahui untuk group mana router tersebut harus meneruskan paket multicast.
Sebagai catatan, bahwa termasuk semua informasi ini dalam update router merupakan hal yang mahal untuk dilakukan. Secara praktis, oleh karena itu, informasi ii ditukar hanya ketika beberapa sumber mulai mengirimkan paket ke group tersebut. Dengan kata lain, strategi ini menggunakan RPB, yang mana menambahkan sedikit overhead pada algoritma distance-vector dasar, sampai sebuah alamat multicas tertentu menjadi aktif. Sampai saat tersebut, router, yang tidak punya kepentingan dalam menerima paket yang dialamatkan ke group tersebut, terus menerus menyebarkan informasi dan informasi tersebut disebarkan ke router yang lain.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
AdMob
Adobe
Adsense
Aero Buster
Air Buster
Airpush
Al-Ghozali
Amazon Appstore
Amerika
Android
Android App
Animasi
apa itu
App
Application
Arsitektur
Asimetris
asus
AutoArtikel
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Blogger
Blogspot
Browser
Bus
Cara akses
Cara kerja
cat
CERN
Chiper
Chrome
command
Contoh
CORBA
cPanel
CS3
diff
Diffie-Hellman
Distance Vector
domain
download
e-book
e-book Jaringan Komputer
e-book Ketidaklogisan para Filsuf
e-book Sistem Operasi
ebook
Einstein
Engineering Design Process
Enkripsi
file
Filosofi
Firefox
fisika
Flow Control
frame
Game
genap 2011-2012
Gerbang Quantum
getaran
gif
Google
google nexus 7
Google Play
Gratis
GRE
grep
GSM
Handoff
Handover
head
Hosting
HTML5
Hypnolearning
IDL
IM3
IMS
Interface Definition Language
Internet
internet dan bisnis telekomunikasi
Internet Explorer
iPad 3
jadwal
Jaringan
Jaringan Komputer
Java
JDBC
JSP
Judul
Justin Bieber
Kamera
Kapsel
Kecepatan Cahaya
Ketidaklogisan Para Filsuf
kisi-kisi
Komputer
Kriptografi
LAN
Linux
Manajemen
Manajemen Memori
mediafire
Memori
Mesh
Model View Controller
MoonViewer
Motivation
Multicast Routing
MVC
MySql
Near Field Communication
Network Programming
Neutrino
New Technology File System
Nilai
NTFS
OPERA
Organisasi dan arsitektur komputer
osilasi
page
Partai Peduli Rakyat
PC
pegas
Pemasaran
pembuat artikel
Pemrograman Bahasa Tingkat Rendah
Pemrograman Jaringan
Pemrograman Web
Penjadwalan
Penyandian
Perang Sipil
perintah
Pertukaran Kunci
Photoshop
PHP
Physics
PKS
Power Point
Process
Producer Consumer
Programming
Protokol
Proyek Akhir
PSTN
Quantum Information
Quiz
Quotes
RAM
review
Ring
RMI
Safari
Scheduling
Security
Sega Genesis
Sejarah
Servlet
Shooter
Simetris
Singkronisasi
Sistem File
Sistem Koordinat
Sistem Operasi
slide
SlideMe
Socket
Solaris
sort
source code
SPIN
spinner
Star
Studium Generale
Superkonduktor
Switch
tablet
Tahafut Al-Falasif
tail
TCP
Terjemah
test GRE
Tolak Kenaikan Harga BBM
Topologi
Tugas Akhir
tween
Twitter
UAS
Ubuntu
Ulasan
Ulasan Nokia 808 PureView
UNIBBA
uniq
UNIX
UNIX SVR4
UTS
Verbal
Virtual Router Redundancy Protocol
Vocab
Vocabulary
VRRP
Web Services
WiMAX
Windows
wired.com
Wireless Sensor Network
Words
WSN
No comments:
Post a Comment